Sabtu, 18 Juli 2015

Inikah Sebuah Perayaan Kemenangan?

(17/07) "Prihatin".. Kata pertama yang aku lontarkan ketika melihat banyak sekali sampah kertas berserakan. Sampah yang ku maksud adalah sampah malam takbiran..
.....
Beberapa hari sebelum tutupnya bulan ramadhan, sebut saja "mereka", aku menyebutnya "mereka" bukan "mawar" (nama yang sering digunakan untuk menyamarkan nama asli pelaku kejahatan), karena yang ku maksud ini bukan perempuan dan tidak hanya satu orang. *oke lanjuut..
Mereka bukan menyibukkan diri dalam hal memperbanyak amal dihari-hari terakhir ramadhan. Melainkaan... Sibuk meracik beberapa bahan.. Bukan meracik bahan yang digunakan untuk membuat opor ayam, gudeg, sambel goreng ati ataupun makanan lebaran yang lain. Ini beda, dari jauh bentuknya seperti lumpia belum digoreng. "Mereka" yang ku maksud adalah "penggila petasan atau mercon". Sebelum malam takbiran datang, si penggila petasan ini sibuk membuat petasan. Ini tidak hanya satu dua petasan, tapi berkardus-kardus petasan dibuat mereka, bahkan ada yang membuatnya dengan ukuran jumbo.. Untuk selanjutnya aku sebut petasan ini mercon.
Dengan dalih merayakan kemenangan dan meramaikan takbiran, mereka saling perang mercon. Dar der dar der. Pfft..
Namun, Inikah sebuah perayaan kemenangan sesungguhnya? Ku rasa bukan! Sebuah "Perayaan" berlebihan dan tidak seharusnya. Aku bilang seperti ini bukan karena aku membenci mercon, lantas bilang mercon haram. Menurutku bolehlah menyalakan mercon tapi jangan berlebihan begini. Ingat! Segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik bukan?
Bukan gema takbir yang mereka banyak ucapkan, namun gema suara mercon yang mereka ciptakan. Melontarkan kata-kata yang tidak seharusnya, tertawa terbahak-bahak, dan yang lebih ngeri lagi mereka merayakan bersama dengan minuman keras. *mungkin yang seperti ini tidak semua tempat terjadi.
Berandai-andai, Seandainya bisa nengok suasana malam lebaran simbah-simbah dulu. Kalau ada mesin waktu, aku udah pergi kesana sambil membawa handycam untuk merekamnya.
Sadarilah.. Bersyukurlah.. Kita mampu merayakan malam kemenangan beserta hari raya idul fitri dengan bebas leluasa. Tengoklah saudara muslim kita ditempat lain, apakah disana mereka bisa menyalakan berkardus-kardus petasan seperti disini?
Lihat saudara muslim kita di Papua. Disaat kita mampu melakukan sholat ied dengan leluasa dan tenang, mereka tak bisa melakukannya. Miris :'( saat sholat, masjid mereka dibakar. Coba bayangkan itu terjadi di kita.
Sumber gambar : pkspiyungan.org

Lihatlah saudara muslim kita yang lain, muslim rohingya yang ada di aceh, pertamakalinya ia bisa menunaikan sholat ied. Apakah mereka menyambut lebaran ini dengan berpuluh-puluh petasan? Tidak! Mereka saling berpelukan, merayakannya penuh syukur dengan tangis bahagia dan sedih. Sedih saat mereka tidak mampu merayakan lebaran dengan keluarga yang utuh.
Sumber gambar : benarnews.org

Lihatlah saudara muslim kita yang kekurangan, untuk membeli baju, ketupat atau makanan lebaran lain mereka tak sanggup. Sedangkan disini? Beratus-ratus ribu duit dikeluarkan untuk dibakar. Yaa.. Untuk membuat petasan.
.....
Dan memang beginilah kita, termasuk aku sendiri.. Kita disini diberi nikmat waktu luang, leluasa dan nyaman, tapii.. kita masih saja lalai untuk bersyukur dan terus menuruti hawa nafsu. Astaghfirullahal'adzim..
.....
ini hanya coretan iseng, maaf jika ada kata yang salah dan menyinggung.. :)

Minggu, 12 Juli 2015

I'tikaf Pertamaku

Ramadhan, Sabtu (11/07) H-5 idul fitri. Hari ini aku pengen buka puasa diluar karena dari awal puasa baru dua kali aku buka puasa diluar. Pertama sama nice, oik dan temannya, yang kedua sama guru dan siswa di SD tempatku kerja. Iyaa.. Ramadhan tahun ini berbeda dengan ramadhan tahun lalu. Aku memang sengaja meminimalkan kegiatan buka puasa di luar, beberapa kali tidak menghadiri undangan buber teman lama. Bukan bermaksud sombong, tapi harinya nggak pas. Dari sebelum memasuki bulan  ramadhan, aku bertekad memberikan waktu ngabuburitku di masjid bersama adik-adik TPA yang lama ku tinggalkan, kecuali hari Sabtu. Hari Sabtu aku ada waktu luang.
Setiap Sabtu, di masjid ada pengajian, dan adik-adik diminta mengikuti pengajian tersebut. Jadi otomatis aku nggak ada jadwal buat ngisi takjilan. Nah ku gunakan kesempetan ini untuk buka puasa di luar. Hari ini temen-temen aku ajak buber, ah ternyata pada nggak bisa. Terakhir mbak ageng yang tak ajak, nggak bisa juga karena sore ada piket, tapii.. aku malah diajak dia i'tikaf di maskam UGM.
.....
I'tikaf??? Hmm..Kebetulan dari dulu aku pengen ngrasain i'tikaf. Sekedar pengen tapi nggak ada usaha. Nah di ramadhan tahun ini semangatku menggebu-gebu, aku beneran pengen. Dan kali ini.. apa yang aku pengenin udah didepan mata masak nggak tak ambil, kesempatan nggak datang dua kali kan yaa.
.....
Aku langsung Minta ijin deh sama orangtua. Awalnya nggak dibolehin, dengan alasan karena nggak pulang sampai besok pagi, ntar gimana tidurnya, sahurnya, dan sebagainya. Syedih :(
Tapi aku nggak nyerah, Pas lagi kumpul nikmati buka puasa, aku nyoba minta ijin lagi, sambil merengek-rengek, meyakinkan bapak ibu dan dengan bismillah, entahlah dengan mudahnya bapak berubah pikiran dan bilang "iyaa, tapi hati-hati". Aaa.. Senangnya aku, langsung deh aku telepon mbak ageng kalau aku sudah dikasih ijin dan bertanya barang apa saja yang harus dibawa. Yaa, selama 21x ramadhan yang aku lalui, ini adalah kali pertama aku akan i'tikaf. ☺
Selesai telepon, langsung aku siap-siap ganti pakaian, ambil tas, memasukkan beberapa barang, antara lain mukena, sajadah, al quran, tasbih, buku kumpulan doa, buku pedoman sholat sunnah, air minum, sikat dan pasta gigi, barang pribadi lain, dan wajib bawa jaket yang tebel kata mbak ageng.
Waktu menunjukkan pukul 18.40, aku pamit cuss berangkat.
.....
Dijalan, aku mampir ke toko membeli beberapa kue, susu dan minyak kayu putih. Karena saat buka puasa tadi aku baru melahap beberapa suap nasi, ku pikir nanti akan lapar hehe.
Adzan isya' sudah berkumandang, aku putuskan untuk mampir ke masjid di pinggir jalan untuk sholat isya' dan tarawih. Aku mampir di masjid daerah cepit bantul. Ku rasakan suasana tarawih berbeda di masjid tersebut. Jumlah rakaat yang dikerjakan 11 rakaat. Selesai sholat tarawih, waktu menunjukkan pukul 20.10.
.....
Tujuan pertamaku menjemput mbak ageng. Rumahnya di Godean, kira-kira 1 km sebelum pasar godean. Perjalanan malamku dimulai, "ini mendekati lebaran, InsyaAlloh jalannya ramai", kata-kata itu ku yakinkan dalam hati, kata-kata penghilang rasa takut :D Aku rasakan udara malam yang sangat dingin, menerpa wajah dan tanganku. Ini jarang sekali terjadi dan ku rasakan. Bener-bener jarang. Aku jarang dibolehkan pergi malam hari kluyuran gini, sampai sleman pula. Entah kali ini aku bersyukur diperbolehkan pergi untuk ibadah. Sampai rumah mbak ageng kalau nggak salah hampir pukul 21.00 .
.....
Sampai maskam UGM sudah hampir jam 22.00 . Pas parkir motor, aku tertegun ternyata banyak yang i'tikaf di maskam ini. Pas masuk ke masjidnya ternyata udah lumayan penuh. Ini pemandangan yang pertama kali aku lihat. Ternyata banyak juga mereka yang i'tikaf bawa kasur, karpet, bahkan bayi. Seperti di pengungsian *eh hehe..
Akhirnya aku dan mbak ageng menggelar sajadah kami di tengah, yang kebetulan masih luang belum ada yang menempati. Waktu itu kebetulan ada ustadz yang lagi ceramah, tentang adab-adab dan makna i'ktikaf. Kata udtadz, saat i'tikaf kurangi aktivitas dengan temanmu, sementara kita lepas semua pikiran duniawi, menata suasana hati (kata beliau suasana hati ditata bagaikan suasana burung dalam sangkar, bukan ikan dalam kolam, agar bisa kita rasakan kekhusyu'an dari setiap ibadah yang kita kerjakan malam itu), mengisi kegiatan i'tikaf dengan beberapa ibadah, seperti baca qur'an, mentadaburi al quran, hafalan atau muraja'ah, dzikir, sholat sunnah. Manfaat i'tikaf sangat banyak, diantaranya mendatangkan ketenangan, menerangi hati yang penuh dosa dan berlama-lama ibadah dapat melatih kekhusyu'an kita.
Setelah kajian ustadz selesai dan ditutup dengan salam, semua fokus dalam ibadahnya masing-masing. Terlelap dalam aktivitas 'bersua' denganNya. suasana tersebut, subhanallah...membuat aku benar-benar bersyukur atas kesempatan yang Telah Alloh berikan ini :')
Jam 23.30an aku sudah mulai mengantuk. Sejenak aku ingin tidur. Tidur beralaskan sajadah dan berbantal tas. Nah benar yang dibilang mbak ageng, jaket tebal ini membantuku mengurangi dingin yang ku rasakan. Pukul 01.30 aku bangun.
.....
Pukul 03.45 aku sahur. Disini, panitia juga memfasilitasi sahur untuk peserta i'tikaf. Sore kemarin panitia membuka stand pemesanan menu sahur. Bagi mereka yang tidak membawa bekal sahur, akan dipesankan makanan oleh panitia.
Alhamdulillah dari rumah kemarin, mbak ageng sudah menyiapkan makan sahur untuk kita. Terimakasih mbak :) Ini santap sahur yang sangat nikmat, satu bungkus dimakan berdua :') dengan lauk telur ceplok dimasak sambal. Untung yaa, ini lauk nggak pedes banget,kalau pedes bisa-bisa aku makan sahur pakai nasi doang :D
.....
alhamdulillah, sahur selesai, kita sholat subuh, mendengarkan ceramah, beraktivitas dimasjid sampai waktu sholat syuruq tiba (ini sholat sunnah yang baru saja aku kenal. Sholat 2 rakaat setelah subuh, sebelum dhuha).
....
Kita Nggak langsung pulang, selanjutnya ada sesi curhat sama mbak ageng, hehe.. kita sempet foto dan main ke sunmor sebentar :D


Begitulah kisah i'tikaf pertamaku, yang ceritanya ngalor ngidul nggak karuan :P
subhanallah.. Alhamdulillah.. Ku bisa nikmati ramadhan tahun ini dengan berbeda. Sekali lagi Terimakasih my Alloh untuk kesempatan ini, terimakasih mbak ageng udah ngajakin aku dan menyemangatiku ☺ jadi pengen lagi, i'tikaf ternyata mengasyikkan, sesekali cobain deh ;)

Ini suasana di pagi harinya ☺