Terdiam dalam ingatan masa lalu,
Butiran air terjatuh dari pelipis mataku,
Campur aduk rasaku,
Teringat saat
kata bak pisau tajam itu meluncur di dada,
Kala itu, isak
tangisku tak pernah terhenti,
Dia pergi, lenyap
ditelan gelapnyamalam dalam sekejap,
Dia
meninggalkanku tanpa satu katapun,
Hariku yang dulu
cerah,
Kala itu terasa
gelap
Tangisku mulai pecah kembali,
Pecah dalam tangisan bahagia,
Ku teringat,
Kala itu, secerca cahya-Nya menerangi hatiku
yang gelap,
Sungguh Tuhan, Kau menyelamatkanku,
Kau berikan cinta dan kasih-Mu
Ku rasakan cinta-Mu menutupi hatiku yang
luka
Terimakasih,
Kau buka mata hatiku,
Untuk mengabdi pada-Mu
Rasanya.. awan mendung tlah pergi
Dan cahya mentari mulai menyinari
Luka ini tak slamanya menyakitkan
Dengan cinta-Nya,
luka ini tersihir menjadi kebahagiaan yang
tak terganti,
sungguh nikmat saat hati ini tercurah
untuk-Nya
sungguh indah saat merasakan hikmah-Nya
karna sakit ini
aku dewasa
karna sakit ini
aku mengenal cinta-Nya
karna sakit ini
ku merasakan indahnya ukhuwah islamiyah
karan sakit ini
ku bertemu dengan para mujahidah
untuk sahabatku
jadikan sakitmu, sakit yang menjadikanmu
pribadi lebih baik,
tunggulah karunianya,
nikmatilah episode
hidup yang kau jalani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar