Jumat, 03 Oktober 2014

Belajar Dari Bunglon

Seperti yang sudah kita ketahui salah satu keistimewaan bunglon ialah mampu mengubah warna dirinya sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dengan kata lain, bunglon mampu beradaptasi dengan cepat sesuai dengan lingkungan dimana dia berada.

Untuk apa bunglon menyesuaikan dirinya? Jawabannya adalah untuk bertahan, dengan cara demikian bunglon dapat mengelabui musuhnya sehingga dia tidak terlihat, sehingga dia tidak dimangsa. Jadi ini adalah strategi bunglon untuk bertahan hidup.

Apa hikmah yang bisa kita ambil? Agar kita bisa bertahan bahkan bisa sukses kita harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan.
 Dalam berdakwah pun Rasulullah SAW melakukan cara yang berbeda sesuai dengan kondisinya. Kadang beliau berdakwah dengan lembut, kadang dengan tegas, bahkan kadang dengan cara berperang. Itu menujukan bahwa kita harus pandai melakukan cara yang sesuai dengan kondisi.

Ini juga bisa diaplikasikan untuk berbagai hal lainnya, dalam berkomunikasi, berbisnis, bekerja, berkeluarga, tentu saja dalam berdakwah juga. Maka wajarlah jika kemampuan beradaptasi menjadi salah satu karakteristik yang dimiliki oleh orang-orang sukses. Jadi, jika Anda ingin menjadi orang sukses, Anda harus belajar cara beradaptasi ini.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan ialah, meskipun bunglon berubah warna tetapi dia tetap bunglon. Artinya ialah, kita memang harus pandai beradaptasi, tetapi kita tetap seorang muslim yang harus hidup dengan aturan-aturan mulia dari AL Quran dan Hadits.

Belajar Dari Cicak
Cicak punya keistimewaan bisa berjalan di atap dengan badan terbalik, tetapi bukan itu yang ingin saya lihat pada saat ini, justru yang akan kita lihat adalah "kelemahan" cicak yang tidak bisa terbang, sementara makanan cicak bisa terbang.

Dari sini bisa kita ambil pelajaran, meskipun cicak tidak bisa terbang tetapi mereka masih bisa memakan nyamuk. Itu menunjukan bahwa cicak sudah di atur rezekinya oleh Allah.

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). [QS 11:6]

Begitu juga manusia dan makhluq yang lainnya. Allah telah menetapkan rizkinya masing-masing.

Rezeki adalah pemberian Allah, bukan dari tempat Anda bekerja sekarang, bukan dari bisnis Anda, bukan dari deposito Anda. Semua itu hanyalah sarana Anda mendapatkan rezeki, karena memang Allah yang memerintahkan kita untuk mencari rezeki tentu saja dengan berbagai sarana.


Meskipun rezeki sudah di atur oleh Allah, tetapi kita tetap dituntut untuk berusaha sendiri. Cicakpun berusaha, mendekati tempat terang dimana di sana banyak nyamuk.

.....sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, [QS 8.53]


Belajar Dari Semut
Engkau mungkin belum pernah mendengar betapa terampil dan pandainya semut-semut itu. Beberapa di antara kamu bahkan mungkin menganggap mereka sebagai serangga-serangga sederhana yang berkeliaran sepanjang hari tanpa melakukan pekerjaan apapun. Akan tetapi jika ada di antara kalian yang beranggapan demikian, maka kalian telah keliru. Sebab semut, seperti halnya makhluk hidup yang lain, juga memiliki cara hidupnya sendiri.
·         Semut memiliki jumlah yang jauh lebih banyak dari kebanyakan makhluk hidup lain di dunia ini. Untuk setiap 700 juta semut yang lahir di dunia ini, hanya ada 40 bayi manusia baru. Dengan kata lain, jumlah semut di dunia lebih banyak dibandingkan jumlah manusia.
·         Keluarga semut juga sangat besar. Sebagai contoh, engkau mungkin mempunyai keluarga beranggotakan 4-5 orang. Sebaliknya, dalam satu keluarga semut, kadang terdapat jutaan semut. Sekarang coba pikirkan barang sejenak: jika engkau memiliki kakak dan adik laki-laki ataupun perempuan dengan jumlah jutaan, dapatkah kalian hidup dalam satu rumah? Tentu saja tidak!
·         Keistimewaan semut tidak hanya sebatas ini. Meskipun mereka yang berjumlah jutaan ini hidup bersama-sama, mereka tidak mempunyai masalah antara satu dengan yang lainnya, tidak ada kekacauan dan tidak terjadi keonaran. Mereka hidup dalam masyarakat yang sangat teratur rapi, dan setiap orang mematuhi peraturan-peraturan yang ada.
·         Beberapa keluarga semut melakukan pekerjaan layaknya tukang jahit, sebagian yang lain bercocok tanam seperti petani, dan bahkan sebagian lagi ada yang memiliki peternakan-peternakan kecil dimana mereka memelihara beberapa binatang yang lebih kecil. Sebagaimana manusia yang mengembangbiakkan sapi dan mengambil susunya, semut juga beternak kutu tanaman kecil (afid) dan memanfaatkan susunya
·         Semut tidak menghendaki makhluk atau semut asing masuk ke dalam sarangnya, sebab ini akan mengancam keamanan mereka. Mereka tak segan bertempur untuk melindungi sarang dan teman-teman mereka.
·         Semut–semut mempunyai tugas yang berbeda–beda. Mereka semua melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya tanpa kenal letih.
·         Semut, pekerja keras tulen yang sedang melaksanakan tugas mereka.
·         Hebatnya, kendatipun ukurannya yang kecil, mereka mampu membangun kota sebesar
1. Sistem pertahanan udara 2. Rumah kaca 3. pintu masuk utama dan pintu masuk samping. 4. Bilik-bilik yang telah selesai dibuat 5. kuburan 6. Bilik penjaga 7. pelindung bagian luar 8. Bilik perawatan bayi 9. Tempat penyimpanan daging 10. Tempat penyimpanan biji-bijian 11. Perawatan larva 12. Ruang musim dingin 13. Ruang pemanasan pusat 14. Ruang pengeraman 15. Ruang ratu semut.
·         Tidak ada keraguan bahwa semut tidak dapat merencanakan dan merancang bangunan beserta seluk-beluknya dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka mendapatkan wahyu dari Allah sehingga mampu melakukan semua pekerjaan ini.
·         Rumah yang dibangun oleh semut untuk mereka sendiri terlihat hampir menyerupai sebuah istana bagi mereka
·         Atta memotong dedaunan dengan terampil dan sangat berhati-hati
- Semut memotong-motong dedaunan yang mereka bawa ke sarang menjadi potongan kecil-kecil.
-Semut mengunyah potongan-potongan tersebut menjadi bubur.
-Mereka meletakkan bubur ini di atas alas dedaunan kering di dalam bilik baru
-Mereka menempatkan potongan-potongan kecil jamur yang mereka ambil dari bilik lain di atas bubur ini.
-Sekelompok semut membersihkan kebun dan membuang benda-benda yang tak berguna


Tidak ada komentar:

Posting Komentar