Salah satu
tujuan utama semua perpustakaan adalah mengusahakan agar semua pengunjung dapat
secara mudah dan langsung memperoleh bahan yang diperlukannya.Salah satu
diantara alat-alat yang diciptakan orang untuk maksud tersebut adalah klasifikasi.
Dalam
pengertian sehari-hari klasifikasi
berarti pengelompokan berdasarkan tingkat persamaanya. Sedangkan dalam dunia
perpustakaan klasifikasi
adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah objek,agasan,buku atau benda-benda lain
ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yangsama.
Selain itu pengertian klasifikasi
adalah penyusunan sistematis terhadap buku dan bahan pustaka lainnya, katalog,
atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara yang berguna bagi mereka yang
membaca atau mencari informasi ( Sulistyo-Basuki: 1991).
Klasifikasi
mempunyai fungsi yaitu sebagai tata penyusunan buku di jajaran rak, serta
sebagai sarana penyusunan entri bibliografis pada katalog, bibliografi dan
indeks dalam tata susun yang sistematis.
Klasifikasi
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Klasifikasi
artifisual yaitu pengelompokan bahan
pustaka berdasarkan ciri fisik yang terdapat dalam bahan pustalka tersebut.
Misalnya pengelompokan buku berdasarkan warna sampul buku, ketebalan buku,
tinggi buku dan lain-lain.
b. Klasifikasi
fundamental yaitu pengelompokan bahan
pustaka berdasarkan subjek dari bahan pustaka. Misalnya pengelompokan buku
berdasarkan suyek ilmu sosial, agama, ilmu murni dan lain sebagainya.
Pengelompokan bahan
pustaka berdasar sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya :
1) Bahan
pustaka yang subjeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan
2) Dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang dimiliki dengan
melihat subjek mana yang lemah dan mana yang kuat
3) Memudahkan
pemakai dalam menelusur informasi menurut subjeknya
4) Memudahkan
pembuatan bibliografi menurut pokok masalah
5) Untuk
membantu penyiangan atau weeding koleksi
Klasifikasi fundamental banyak digunakan
perpustakaan besar maupun kecil. Dalam
sistem tersebut buku di kelompokan berdasarkan subjek, sehingga memudahkan pemakai
dalam menelusur suatu informasi. Yang
termasuk klasifikasi fundamental adalah
klasifikasi DDC (Dewey Decimal
Classifcation).
DDC
atau Dewey
Decimal Classifcation
merupakan klasifikasi yang menggunakan simbol angka (000-999) dan terbagi menjadi 9 kelompok ilmu pengetahuan diantaranya :
1.
100 : filsafat dan psikologi
2.
200 : agama
3.
300 : ilmu sosial
4.
400 : bahasa
5.
500 : ilmu science (murni) dan matematika
6.
600 : ilmu terapan (pertanian, kedokteran) dan
teknologi
7.
700 : kesenian, olahraga
8.
800 : sastra dan retorika
9.
900 : sejarah, geografi, biografi
Klasifikasi
persepuluhan dewey diciptakan oleh Melvil Dewey pada tahun 1873 dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1876.Pada
edisi pertama DCC hanya terdiri dari 52 halaman. Edisi kedua terbit pada tahun
1885 terjadi pergeseran subjek dari kelas yang satu ke kelas yang lain. DCC
terbitan kedua ini dijadikan sebagai basik atau dasar dari pengembangan DDC
edisi-edisi selanjutnya.Dewey sendiri mengawasi revisi DDC sampai edisi ke-13.
Pada
edisi ke-14 terjadi sedikit perubahan dalam struktur dasar angka
klasifikasi.Perluasan makin banyak dan tidak seimbang karena banyak bidang ilmu
yang belum dikembangkan.Pada edisi ke-15 diambil kebijakan yaitu pemangkasan
terhadap rincian dari berbagai bidang ilmu pengetahuan agar terjadi
keseimbangan dalam subdivisi.
Pada
edisi ke-16 terjadi sebuah kebiasaan atau tradisi yaitu revisi DDC tiap 7 tahun
sekali jika memang dibutuhkan.Edisi ke-20 yang diterbitkan pada tahun 1989 yang
terdiri dari 4 jilid.Jilid pertama berisi kata pendahuluan dan tabel pembantu,
jilid 2 dan jilid 3 bagan lengkap dan jilid 4 merupakan indeks relatif.Edisi
yang paling terakhir diterbitkan yaitu edisi ke-21 yang diterbitkan pada tahun
1996 yang terdiri dari empat jilid.
Empat
jilid DDC antara lain:
1. Jilid
I :
Penagantar DDC, Tabel Pembantu, Dafatar Relokasi dan Reduksi.
2. Jilid
II : Berisi bagan lengkap
DDC kelas 000―500
3. Jilid
III : Berisi bagan Lengkap DDC
Kelas 600―900
4. Jilid
IV : Berisi Indeks Relatif dan
manual
Pada edisi ke-21
ini banyak terjadi reduksi dan relokasi.revisi yang sangat terlihat adalah pada
kelas 350―354, pada kelas 370, dan pada kelas 560 ― 590.Disamping edisi lengkapnya, DDC juga menerbitkan edisi
ringkas.
Dalam suatu sistem pengklasifikasian
terdapat unsur-unsur tertentu, agar dapat disebut sistem klasifikasi yang baik.
Dalam DDC juga terdapat unsur-unsur yang menjadi syarat sebuah sistem
pengklasifikasian yang baik, yaitu:
a. Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang
dituangkan kedalam suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip
dasar tertentu.
b. Notasi yang terdiri dari serangakaian
simbol berupa angka, yang mewakili serangkaian istilah yang mencerminkan subyek
tertentu yang terdapat dalam bagan.
c. indeks
relatif yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan
perincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk
berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk yang tercantum dalam
bagan.
Sedang
bagan adalah
serangkaian angka yang disusun secara sistematis
menurut “prinsip-prinsip dasar DDC” dan diikuti oleh keterangan yang berupa
kata-kata,
terdiri dari angka, rangkakian angka, dan kata yang berfungsi sebagai
keterangan.
d. Tabel
pembantu merupakan
serangkaian notasi khusus yang dinyatakan untuk menyatakan aspek-aspek tertentu
yang terdapat dalam subyek yang berbeda.
TAJUK SUBJEK
Tajuk
Subjek adalah kata atau frasa yang mewakili suatu subyek yang disusun
berdasarkan alphabetis, yang diikuti acuan “lihat” atau “lihat juga”. Acuan
lihat menuntunpemakai dari satu tajuk yang tidak dipakai sebagai tajuk subyek
ke tajuk lain yang dipakai. Acuan lihat juga adalah menuntun dari tajuk subyek
(umum) ke subyek yang lain (khusus), yang kedua-duanya dipakai sebagai tajuk
subyek.
Analisa Subjek
Analisa subjek membagi subjek menjadi
tiga, yaitu:
1.
Subjek Tunggal
2.
Subjek Majemuk
3.
Subjek Kompleks
Ciri-Ciri
Subyek :
- Jika kata menjadi tajuk subyek, maka ditulis huruf kapital.
- Jika ditulis dengan huruf kecil, maka
pasti ada acuan “lihat”.
“Lihat” berarti dari Umum ke Khusus (dari yang tidak dipakai menjadi yang dipakai). - Jika ditulis huruf
besar, ada acuan “lihat juga”.
“Lihat juga” berarti Setara atau bisa juga dari Umum ke Khusus. - Setelah tajuk subyek huruf besar, kemudian di belakangnya diikuti nomor kelas.
- Terdapat tanda : x yang berarti “lihat” dan xxyang berarti “lihat juga”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar