Jumat, 03 Oktober 2014

Klasifikasi Persepuluhan Dewey

Pada buku Klasifikasi Persepuluhan Dewey terdiri atas :
A.    BAGAN
Bagan pada DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan (yang disebut nomer kelas) untuk kelas utama dan semua perintah kelanjutannya (yang disebut tajuk) yang disusun menurut “prinsip-prinsip dasar klasifikasi”. Sering kali tajuk dalam bagan diikuti dengan satu atau beberapa catatan dan petunjuk pemakaiannya..Angka pada bagan juga disebut dengan nomor pokok atau Base Number (BN).
Contoh :
a.       324           Proses-proses politik
b.      636           Peternakan
c.       791           Pertunjukan umum

B.     INDEKS
Indeks terdiri dari sejumlah tajuk perincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomer kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk yang tercantum dalam indeks dan bagan. Fungsi indeks adalah memberikan petunjuk berupa nomor kelas pada bagan.
Indeks terdiri dari 2 macam :
1.      Indeks Relatif
Indeks Relatif adalah indeks yang tidak pasti karena memiliki cabang.
Fungsi indeks relatif adalah mempermudah menemukan nomor klasifikasi suatu subjek dalam sebuah bagan.
Pada indeks aspek-aspek suatu subyek terkumpul dibawah tajuk subyeknya, oleh karena penemptan aspek-aspek subyek yang tidak tetap maka indeks DDC disebut Indeks relatif.
Contohnya :
Sapi
                 Kerapan                       798.8
                 Peternakan                  636.2

2.      Indeks Subyek
Indeks Subyek adalah subyek/kata yang disusun secara alfabetis dan diikuti angka.
Contohnya :
Festival                 791.6               tidak memiliki cabang
Insekta                 595                 



C.    TABEL PEMBANTU
Dalam DDC edisi terakhir terdapat tujuh tabel pembantu yaitu :
Tabel 1 (T.1) merupakn Tabel Subdivisi Standar (SS).
Tabel 2 (T.2) merupakan Tabel Wiayah (W).
Tabel 3 (T.3) merupakan Tabel Subdivisi Kesusasteraan (SK).
Tabel 4 (T.4) merupakan Tabel Subdivisi Bahasa (SB).
Tabel 5 (T.5) merupakan Tabel Ras, Bangsa, Suku Bangsa.
Tabel 6 (T.6) merupakan Tabel Bahasa-bahasa.
Tabel 7 (T.7) merupakan Tabel Kelompok Orang atau Profesi
Notasi-notasi dalam tabel tersebut adalah notasi tetap, tetapi tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus digabungkan dengan nomor tertentu pada bagan DDC.

1.      Tabel Sub divisi Standar
Sub divisi Standar (SS) merupakan bentuk penyajian sebuah subjek. Sub divisi Standar di muat dalam Tabel 1, seperti :
01                Filsafat dan Teori
03        Kamus, ensiklopedia
05        Terbitan berkala
06        Organisasi dan manajemen
07        Pendidikan dan penelitian
09        Pengolahan historis, geografi
Base Number bisa bergabung dengan sub divisi Standar, penggabungan BN dengan SS ada tiga kemungkinan yaitu :
1)      Apabila tertulis, SSnya bisa 01-09 atau 001-009
Contoh : untuk yang SS 01-09, contoh kelasnya 100, 500, 600
               untuk yang SS 001-009, contoh kelanya 330
2)      Apabila ada perintah, SSnya 001-009
Contoh : kelas 300, 345
3)      Apabila kosongan, SSnya 01-09
Contoh : kelas 324.7, 636.2
Contoh penggabungan BN dengan SS :
100          Teori Ilmu Filsafat
Ilmu Filsafat         (BN)    : 100
Teori                     (SS )    :  01    (tertulis)
BN Ø Ø + SS
1 Ø Ø + 01         101

300           Kamus IlmuSosial
Ilmu soSial           (BN)    : 300
-Kamus                  (SS)        : 03   -->     003 (perintah)
BN Ø Ø + SS
       3Ø Ø + 003→300.3

324.7         Teori Politik Praktis
                     Politik Praktis     (BN)    : 324.7
                     Teori                   (SS)        : 0(kosongan)
                        BN + SS
324.7+ 01   324.701

2.      Tabel Wilayah
Tabel 2 wilayah (W) merupakan tabel paling tebal dari tujuh tabel yang tersedia dari DDC serta paling sering mengalami revisi.
Ringkasan tabel 2 wilayah :
-          1      Wilayah, daerah, tempat pada umumnya
-          2      Manusia pada umumnya denga tida menandang daerah, kawasan dan tempat
-          3      Dunia purba
-          4      Eropa, Eropa Barat
-          5      Asia, Timur jauh
-          6      Afrika
-          7      Amerika Utara
-          8      Amaerika Selatan
-          9      Bagian lain dari bumi dan dunia lain
               Base Number juga bisa bergabung dengan wilayah, penggabungan BN dengan W ada tiga kemungkinan yaitu :
1.      Apabila ada perintah, rumusnya BN + W
Contoh : kelas 342, 344-349
2.      Apabila kosongan, rumusannya BN + SSG  + W
Contoh : kelas 660, 661
3.      Apabila Khusus, rumusnya BN + 9 + W
Contoh kelas 368
Jika telah memasuku tabel wilayah, tidak ada lagi SS, tapi adanya SSG.
SSG (Sub-divisi Standard Geografis) merupakan notasi yang terdiri dari 01 sampai 09. Notasi-notasi ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan digunakan bersama dengan setiap angka dari bagan klasifikasi. Untuk keterangannya, sama dengan keterangan tabel SS.
            Contoh penggabungan BN dengan W :

368                Asuransi di Asia Tenggara
Asuransi          (BN)    : 368
Asia Tenggara             (W)      : 58
  BN +  9  +  W    (khusus)
  368 +  9  +  58  368.958

Selanjutnya ada penggabungan BN, SS dan W. Penggabungan ini ada 4 rumus:
1)      Apabila ada perintah, rumusnya BN + W1   + 0 +  W2
Contoh : kelas 300, 344
2)      Apabila kosongan, rumusannya BN +  SSG + W1  + 0 + W2
Contoh : kelas 324.7
3)      Apabila Khusus, rumusnya BN + 9 + W1   + 0 +  W2
Contoh kelas 368
4)      Apabila tertulis, rumusnya BN + SS + 0 + W (untuk wilayahnya satu tempat)
Contoh : 100, 500

3.      Tes Keterampilan
Kelas 154.93 atau tes ketrampilan.Pada kelas tersebut ada penggunaan tripel nol.
Ada 3 macam cara penggabungan :
1.      BN    +  SS
2.      BN1  + BN2
3.      BN     +  SSG  +  W  (SSG=009)
Contoh :
Pendidikan Tes Keterampilan
                   Tes Keterampilan           (BN) : 153.94
                   Pendidikan                     (SS)  : 07       0007   (tertulis)
                   BN      + SS
                   153.94+ 0007   153.940 007

Tes Keterampilan Ilmu Pengetahuan Umum
                        Tes Keterampilan                    (BN1)   : 153.94
                        Ilmu Pengetahuan Umum       (BN2)   : 001
                        BN1+ BN2
                        153.94 + 001   153.940 01

Tes Keterampilan di Italia
Tes Keterampilan        (BN)    : 153.94
Italia                            (W )     :  45
BN       + SSG       + W          
153.94+ 0009     + 45  153.940 009 45

4.      Sub divisi Kesusastraan
Ringkasan sub divisi untuk jenis kesusastraan yaitu :
-          1   Sajak (puisi)
-          2   Drama
-          3   Fiksi
-          4   Esai
-          5   Pidato-pidato
-          6   Surat-surat
-          7   Satir dan humor
-          8   Aneka ragam tulisan
Pada kelas 800 atau kesusastraan bisa bergabung dengan tabel pembantu sub divisi standar (SS) atau tabel pembantu sub divisi kesusastraan (SK).
Untuk pengklasifikasian kesusastraan terdapat beberapa rumus :
1.      8 + T6      (8 untuk Sastra)
2.      BN + SS  
3.      BN + SK

Contoh :

Cerita pendek Sastra Thailand
Sastra Thailand         (BN)    : 895.9
Cerita Pendek           (SS)     :   -
Cerita pendek           (SK)    : 301
BN                +          SK
895.9+           301      833.0

5.      Sub divisi Bahasa
Ringkasan subdivisi bahasa yaitu :
-          1   Sistem tulisan dan fonologi
-          2   Etimologi
-          3   Kamus bahasa
-          4  
-          5   Tata bahasa
-          6  
-          7   Bentuk-bentuk bukan standar dari bahasa
-          8   Penggunaan Standar dari bahasa
Pada kelas 400 atau bahasa bisa bergabung dengan sub divisi standar (SS) atau sub divisi bahasa (SB).
Tabel 4 sub divisi bahasa untuk kamus ada beberapa catatan yang harus diperhatikan, yaitu :
1)      Kamus satu bahasa
Untuk kamus satu bahasa tidak boleh menggunakan SS.
2)      Kamus dua bahasa
Untuk kamus dua bahasa, yang menjadi BN (nomor pokok) adalah kamus yang di pelajari atau yang di pentingkan.
3)      Kamus tiga bahasa atau lebih
Untuk kamus tiga bahasa atau lebih, maka kelasnya adalah 403.

Adapun lanjutan dari kelas bahasa dan sastra yaitu perluasan atau pengembangan bahasa dan sastra daerah di Indonesia.
Antara kelas bahasa dan sastra, apabila diperhatikan seolah-olah hanya berbeda angka depannya saja.
Untuk pengklasifikasian Bahasa terdapat beberapa rumus :
1.      4 + T6      (4 untuk Bahasa   )
2.      BN + SS  
3.      BN + SB 
4.      BN+SB+T6 (Untuk Kamus 2 Bahasa)

Contoh :

Penelitian Bahasa Ibrani
Bahasa Ibrani       (BN)    : 492.4
Penelitian             (SS)     : 072   
Penelitian             (SB)     :    ­­-     
BN                       +          SS
492.4        +          072      492.4072


6.      Sejarah dan Geografi.
Rumus Sejarah dan Geografi
9          +          T2        (Sejarah)
91         +         T2        (Geografi)

Contoh :
Sejarah Kecamatan Pandak
Sejarah                                     : 9
Kecamatan Pandak (T2)          : 598.274 43
9          +          T2        (RUMUS)
9          +          598.274 43  959.827 443 

Geografi Kecamatan Karangmojo
Geografi                                              : 91
Kecamatan Karangmojo          (T2)     : 598.273 22
91        +          T2        (RUMUS)
 91       +          598.273 22      → 915.982 73

Tidak ada komentar:

Posting Komentar