Pada buku Klasifikasi Persepuluhan Dewey terdiri atas :
A.
BAGAN
Bagan
pada DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan (yang disebut nomer kelas)
untuk kelas utama dan semua perintah kelanjutannya (yang disebut tajuk) yang
disusun menurut “prinsip-prinsip dasar klasifikasi”. Sering kali tajuk dalam
bagan diikuti dengan satu atau beberapa catatan dan petunjuk pemakaiannya..Angka pada bagan juga disebut dengan
nomor pokok atau Base Number (BN).
Contoh :
a. 324 Proses-proses
politik
b. 636 Peternakan
c. 791 Pertunjukan
umum
B.
INDEKS
Indeks
terdiri dari sejumlah tajuk perincian aspek-aspeknya yang disusun secara
alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomer kelas, yang memungkinkan orang
mencari tajuk yang tercantum dalam indeks dan bagan. Fungsi indeks adalah memberikan petunjuk
berupa nomor kelas pada bagan.
Indeks terdiri dari 2 macam :
1.
Indeks
Relatif
Indeks
Relatif adalah indeks yang tidak pasti karena memiliki cabang.
Fungsi indeks relatif adalah
mempermudah menemukan nomor klasifikasi suatu subjek dalam sebuah bagan.
Pada
indeks aspek-aspek suatu subyek terkumpul dibawah tajuk subyeknya, oleh karena
penemptan aspek-aspek subyek yang tidak tetap maka indeks DDC disebut Indeks
relatif.
Contohnya :
Sapi
Kerapan 798.8
Peternakan 636.2
2.
Indeks
Subyek
Indeks Subyek adalah subyek/kata yang disusun secara
alfabetis dan diikuti angka.
Contohnya
:
Festival 791.6 → tidak memiliki cabang
Insekta 595
C. TABEL
PEMBANTU
Dalam DDC edisi
terakhir terdapat tujuh tabel pembantu yaitu :
Tabel 1 (T.1) merupakn
Tabel Subdivisi Standar (SS).
Tabel 2 (T.2) merupakan
Tabel Wiayah (W).
Tabel 3 (T.3) merupakan
Tabel Subdivisi Kesusasteraan (SK).
Tabel 4 (T.4) merupakan
Tabel Subdivisi Bahasa (SB).
Tabel 5 (T.5) merupakan
Tabel Ras, Bangsa, Suku Bangsa.
Tabel 6 (T.6) merupakan
Tabel Bahasa-bahasa.
Tabel 7 (T.7) merupakan
Tabel Kelompok Orang atau Profesi
Notasi-notasi dalam
tabel tersebut adalah notasi tetap, tetapi tidak dapat berdiri sendiri
melainkan harus digabungkan dengan nomor tertentu pada bagan DDC.
1.
Tabel Sub
divisi Standar
Sub divisi Standar (SS)
merupakan bentuk penyajian sebuah subjek. Sub divisi Standar di muat dalam
Tabel 1, seperti :
01
Filsafat dan Teori
03 Kamus, ensiklopedia
05 Terbitan berkala
06 Organisasi dan manajemen
07 Pendidikan dan penelitian
09 Pengolahan historis, geografi
Base Number bisa bergabung dengan sub
divisi Standar, penggabungan BN dengan SS
ada tiga kemungkinan yaitu :
1) Apabila
tertulis, SSnya bisa 01-09
atau 001-009
Contoh : untuk yang SS 01-09, contoh kelasnya 100, 500, 600
untuk yang SS 001-009, contoh kelanya 330
2) Apabila
ada perintah,
SSnya 001-009
Contoh : kelas 300, 345
3) Apabila
kosongan, SSnya 01-09
Contoh : kelas 324.7, 636.2
Contoh
penggabungan BN dengan SS :
100 Teori Ilmu Filsafat
Ilmu Filsafat (BN) : 100
Teori (SS ) : 01 (tertulis)
BN Ø Ø + SS
1 Ø Ø + 01 → 101
300 Kamus IlmuSosial
Ilmu soSial (BN) : 300
-Kamus (SS) : 03 --> 003 (perintah)
BN
Ø Ø + SS
3Ø Ø + 003→300.3
324.7 Teori
Politik Praktis
Politik Praktis (BN) : 324.7
Teori (SS) : 01 (kosongan)
BN
+ SS
324.7+ 01 → 324.701
2.
Tabel
Wilayah
Tabel 2 wilayah (W) merupakan tabel
paling tebal dari tujuh tabel yang tersedia dari DDC serta paling sering
mengalami revisi.
Ringkasan
tabel 2 wilayah :
-
1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya
-
2 Manusia pada umumnya denga tida
menandang daerah, kawasan dan tempat
-
3 Dunia purba
-
4 Eropa, Eropa Barat
-
5 Asia, Timur jauh
-
6 Afrika
-
7 Amerika Utara
-
8 Amaerika Selatan
-
9 Bagian lain dari bumi dan dunia lain
Base Number juga bisa bergabung
dengan wilayah, penggabungan BN dengan W
ada tiga kemungkinan yaitu :
1. Apabila
ada perintah, rumusnya BN + W
Contoh : kelas 342, 344-349
2.
Apabila kosongan,
rumusannya BN + SSG + W
Contoh : kelas 660, 661
3. Apabila Khusus, rumusnya BN + 9 + W
Contoh kelas 368
Jika telah memasuku
tabel wilayah, tidak ada lagi SS, tapi adanya SSG.
SSG (Sub-divisi
Standard Geografis) merupakan notasi yang terdiri dari 01 sampai 09. Notasi-notasi
ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan digunakan bersama dengan setiap
angka dari bagan klasifikasi. Untuk keterangannya, sama dengan keterangan tabel
SS.
Contoh penggabungan BN dengan W :
368 Asuransi
di Asia Tenggara
Asuransi (BN) :
368
Asia Tenggara (W) :
58
BN + 9 + W (khusus)
368 + 9 + 58 → 368.958
Selanjutnya ada penggabungan BN, SS dan W. Penggabungan ini ada 4 rumus:
1) Apabila
ada perintah, rumusnya BN + W1 + 0 +
W2
Contoh : kelas 300, 344
2) Apabila
kosongan, rumusannya BN +
SSG + W1 + 0
+ W2
Contoh : kelas 324.7
3) Apabila Khusus, rumusnya BN + 9 + W1
+ 0 + W2
Contoh kelas 368
4) Apabila tertulis,
rumusnya BN + SS + 0 + W (untuk wilayahnya satu tempat)
Contoh : 100, 500
3. Tes
Keterampilan
Kelas
154.93 atau tes ketrampilan.Pada kelas tersebut ada penggunaan tripel nol.
Ada 3 macam cara penggabungan :
1.
BN + SS
2.
BN1 + BN2
3.
BN +
SSG + W
(SSG=009)
Contoh :
Pendidikan Tes Keterampilan
Tes Keterampilan (BN) : 153.94
Pendidikan (SS) : 07 0007 (tertulis)
BN + SS
153.94+
0007
→ 153.940 007
Tes Keterampilan Ilmu Pengetahuan Umum
Tes Keterampilan (BN1) : 153.94
Ilmu Pengetahuan Umum (BN2) : 001
BN1+ BN2
153.94 +
001 → 153.940 01
Tes
Keterampilan di Italia
Tes Keterampilan (BN) : 153.94
Italia (W )
: 45
BN +
SSG + W
153.94+ 0009 + 45 → 153.940 009 45
4.
Sub
divisi Kesusastraan
Ringkasan sub divisi untuk jenis
kesusastraan yaitu :
-
1 Sajak (puisi)
-
2 Drama
-
3 Fiksi
-
4 Esai
-
5 Pidato-pidato
-
6 Surat-surat
-
7 Satir
dan humor
-
8 Aneka
ragam tulisan
Pada
kelas 800 atau kesusastraan bisa bergabung dengan tabel pembantu sub divisi
standar (SS) atau tabel pembantu sub divisi kesusastraan (SK).
Untuk pengklasifikasian kesusastraan terdapat beberapa
rumus :
1.
8 + T6 (8 untuk Sastra)
2. BN
+ SS
3. BN
+ SK
Contoh :
Cerita pendek Sastra Thailand
Sastra Thailand (BN) :
895.9
Cerita Pendek (SS) : -
Cerita pendek (SK) :
301
BN + SK
895.9+ 301 → 833.0
5.
Sub
divisi Bahasa
Ringkasan subdivisi bahasa yaitu :
-
1 Sistem
tulisan dan fonologi
-
2 Etimologi
-
3 Kamus
bahasa
-
4
-
5 Tata
bahasa
-
6
-
7 Bentuk-bentuk
bukan standar dari bahasa
-
8 Penggunaan
Standar dari bahasa
Pada
kelas 400 atau bahasa bisa bergabung dengan sub divisi standar (SS) atau sub
divisi bahasa (SB).
Tabel
4 sub divisi bahasa untuk kamus ada beberapa catatan yang harus diperhatikan,
yaitu :
1) Kamus
satu bahasa
Untuk kamus satu bahasa
tidak boleh menggunakan SS.
2) Kamus
dua bahasa
Untuk kamus dua bahasa,
yang menjadi BN (nomor pokok) adalah
kamus yang di pelajari atau yang di pentingkan.
3) Kamus
tiga bahasa atau lebih
Untuk kamus tiga bahasa
atau lebih, maka kelasnya adalah 403.
Adapun lanjutan dari kelas bahasa
dan sastra yaitu perluasan atau pengembangan bahasa dan sastra daerah di
Indonesia.
Antara
kelas bahasa dan sastra, apabila diperhatikan seolah-olah hanya berbeda angka
depannya saja.
Untuk
pengklasifikasian Bahasa terdapat beberapa rumus :
1.
4 + T6 (4 untuk Bahasa )
2.
BN + SS
3.
BN + SB
4.
BN+SB+T6 (Untuk Kamus 2 Bahasa)
Contoh :
Penelitian Bahasa Ibrani
Bahasa
Ibrani (BN) : 492.4
Penelitian (SS) : 072
Penelitian (SB) : -
BN + SS
492.4 + 072 → 492.4072
6.
Sejarah
dan Geografi.
Rumus Sejarah dan
Geografi
9 + T2 (Sejarah)
91 + T2 (Geografi)
Contoh :
Sejarah Kecamatan Pandak
Sejarah :
9
Kecamatan Pandak (T2) :
598.274 43
9 + T2 (RUMUS)
9 + 598.274
43 → 959.827 443
Geografi Kecamatan
Karangmojo
Geografi :
91
Kecamatan Karangmojo (T2) : 598.273 22
91 + T2 (RUMUS)
91 + 598.273
22 → 915.982 73
Tidak ada komentar:
Posting Komentar