1.
Pengertian
a.
Secara
bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak
kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya
untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain
dan tidak riya dalam beramal.
b.
Sedangkan
secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal
tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang
merusak. Keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah,
dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan
dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah
dan selalu kecewa.
Ikhlas adalah buah dan
intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak
ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162).
2. Ciri Orang Yang Ikhlas diantaranya:
a.
Tidak
mencari populartias dan tidak menonjolkan diri
b.
Senantiasa
beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau
bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan
c.
Tidak
rindu pujian dan tidak terkecoh pujian.
Pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita, padahal kita sendiri yang tahu keadaan kita yang sebenarnya. Pujian adalah ujian Allah, hampir tidak pernah ada pujian yang sama persis dengan kondisi dan keadaan diri kita yang sebenarnya.
Pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita, padahal kita sendiri yang tahu keadaan kita yang sebenarnya. Pujian adalah ujian Allah, hampir tidak pernah ada pujian yang sama persis dengan kondisi dan keadaan diri kita yang sebenarnya.
d. Tidak silau dan cinta jabatan
e. Tidak diperbudak imbalan dan balas budi
f. Tidak mudah kecewa.
Seorang
hamba yang ikhlas sadar bahwa manusia hanya memiliki kewajiban menyempurnakan
niat dan menyempurnakan ikhtiar. Perkara yang terbaik terjadi itu adalah urusan
Allah.
Masalah
kekecewaan yang wajar adalah jika berhubungan dengan urusan dengan Allah,
kecewa ketika ternyata sholatnya tidak khusyu‘, ibadahnya tidak meningkat
dsb.nya.
g.
Tidak membedakan amal yang besar dan amal yang
kecil
h.
Tidak fanatis golongan
i.
Ridha dan marahnya bukan karena perasaan
pribadi
j.
Ringan, lahap dan nikmat dalam beramal
k.
Tidak egois karena selalu mementingkan
kepentingan bersama.
l.
Tidak membeda-bedakan pergaulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar